Friday, January 16, 2009

Gaza Merintih, Di Mana Sisi Kemanusiaan?

Pagi hari ini, saya mendapatkan SMS yang berbunyi, “Saudaraku, bangun, berwudlu dan segera shalatlah setelah membaca SMS ini, karena informasi dari seorang mujahid Palestina masuk jam 01.57 WIB, yang berbunyi; “Sekarang seluruh Gaza mati lampu total dan sirene tanda bahaya berbunyi tanda serangan, HAMAS di Palestina memohon do’a dari kita. Tolong sebarkan SMS ini.” Sumber SMS ini berasal dari seorang ustadz kondang yang sangat peduli dengan masalah dunia Islam, terutama Palestina.

Itulah yang sedang dialami saudara-saudara kita di Gaza. Proses pembunuhan massal yang sangat mengenaskan. Tidak hanya pembunuhan orang-perorang, namun pembunuhan sebuah Bangsa, bernama Palestina. Bayi tak berdosa, anak-anak yang menderita, kaum perempuan yang nestapa, orang tua yang tak berdaya. Di manakah sisi kemanusiaan itu, wahai umat manusia?

Gerakan Perlawanan Islam Hamas meminta negara-negara Arab dan Islam, khususnya Mesir, untuk menghentikan blokade yang diterapkan kepada Jalur Gaza. Isolasi ini mengancam kehidupan ratusan orang sakit setelah terputusnya bahan bakar dan terjadinya tragedi kemanusiaan, “Tak ada alasan bagi siapapun,” tegas Hamas.

“Hari ini pihak Zionis ‘Israel’ meningkatkan ancaman dan blokadenya kepada Gaza hingga mengancam akan terjadinya tragedi kemanusiaan. Terlebih-lebih bahan bakar akan habis dan pasokan listrik di Gaza juga akan habis dalam beberapa jam lagi. Sementara Zionis ‘Israel’ mengancam akan menghancurkan infrastruktur Palestina, mengancam akan membunuh para pemimpin politik Palestina, mengancam akan menghancurkan kantor, lembaga dan departemen yang ada. Mereka mengira, dengan cara itu, bisa mematahkan semangat juang bangsa Palestina lalu tunduk kepada penjajah dan mengangkat bendera putih untuk menyerah,” kata Hamas yakin.

Dr. Sami Abu Zuhri, juru bicara Hamas, dalam konferensi pers kemarin malam, Ahad (20/1) menanggapi pemutusan listrik secara total di Jalur Gaza, mengatakan bahwa blokade atau embargo ini bertujuan untuk menjadikan bangsa Palestina tunduk dan meninggalkan komitmen perjuangannya, “Konspirasi untuk menundukkan Gaza tidak akan berhasil, walau luka dan derita kami alami, kami akan katakan kepada semua orang, kami tidak akan mengangkat bendera putih dan tidak akan menyerah,” demikian tegas Abu Zuhri.

“Enyahlah hai musuh bersama konspirasinya, yang ingin menjerumuskan bangsa Palestina dalam perang saudara. Semua ancaman, baik yang datang dari dalam maupun luar, tak akan membuat kami takut. Kami akan terus melangkah meniti janji Allah ta’ala yang pasti. Slogan kami di periode ini adalah sabar dan terus sabar. Tempat bergantung kami hanyalah kepada Allah ta’ala semata, walaupun pasokan listrik, air dan bahan bakar distop, tapi Allah ta’ala akan menggantikannya dengan yang lebih baik dan banyak. Walau musuh terus membunuh para pejuang dan pahlawan kami, tak akan membuat kami putus berpegang pada janji Allah yang pasti,” tambah pernyataan Hamas yakin.

Abu Zuhri menjelaskan bahwa apa yang tengah terjadi ini sebagai “Pembunuhan perlahan, bukan hanya kepada satu orang tapi kepada bangsa seluruhnya.” “Keputusan mati yang dikeluarkan pihak penjajah Zionis ‘Israel’ kepada Jalur Gaza akan membuat bangsa kami menghadapi pembunuhan perlahan melalui isolasi yang ditingkatkan dan menghentikan suplai listrik. Sehingga Gaza tanpa obat-obatan, makanan dan listrik,” imbuh Abu Zuhri.

Juru bicara Hamas ini meminta pertanggungjawaban kepada pemimpin Amerika yang menyebabkan semua ini. Ia mengisyaratkan bahwa Presiden Bush yang memberikan lampu hijau kepada penjajah Zionis ‘Israel’ untuk meningkatkan serangannya ke Gaza setelah kunjungannya ke kawasan.

Hamas menyampaikan keheranannya atas sikap membisu dari negara-negara Arab dan Islam atas semua kejahatan ini, “Apa yang Anda tunggu, kami diblokade Anda diam, kami dibunuh Anda tak bergerak, sampai kapan kebisuan ini. Tidakkah aksi pembunuhan dan pembantaian ini menggerakkan hati nurani Anda? Tapi kami tetap berharap agar Anda bisa bergerak, wahai umat Islam bergeraklah tak ada lagi alasan untuk membiarkan kami terus diisolasi?” tanya Hamas keheranan.

“Mana partai politik, mana gerakan Islam, nasionalis, sosialis? Mana mereka yang masih mengaku punya harga diri di seluruh dunia? Bagaimana Anda membuktikan bahwa Anda bersama saudara-saudara Anda di Palestina? Mana aksi-aksi solidaritas Anda, mana aksi-aksi di jalan Anda yang ingin mendukung perjuangan rakyat Palestina, yang ingin menghentikan aksi pembantaian kepada anak-anak, orang tua dan wanita?” kata Hamas kembali mempertanyakan peran dunia Islam dan Arab atas pembantaian di Gaza.

Abu Zuhri meminta umat Islam dan Arab untuk bergerak melalui aksi unjuk rasa dan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan agar bisa menekan pemerintah masing-masing negara untuk mengambil peran dalam menghentikan blokade jahat ini. “Kami mengajak para ulama untuk mengerahkan upaya dan daya menekan pemerintahannya agar bisa mengangkat blokade dan membuka perlintasan Rafah yang ditutup karena ada intruksi dari Amerika dan Zionis ‘Israel.” demikian pinta Abu Zuhri kepada umat Islam.

Wahai umat manusia, wahai umat Islam! Apa yang kalian tunggu? Saatnya solidaritas kemanusian mengetuk hati nurani paling dalam dan sisi kemanusiaan siapa saja. Apapun latar belakang agama dan bahasa kita. ”Sungguh Allah akan menolong hamba-hamba-Nya yang menolong agama dan kehormatan tanah sucinya.” Allahu Akbar Walillahil Hamd

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2008/gaza-merintih-di-mana-sisi-kemanusiaan/

No comments:

Post a Comment